Pengertian Membaca Cepat - Teknik Membaca Cepat - Blogger mintZnet89 kali ini akan mengulas tuntas artikel tentang membaca cepat, baik itu dari pengertian membaca cepat, macam-macam membaca cepat., teknik membaca cepat, dan hal-hal yang menghambat orang untuk membaca secara cepat.
Sebelumnya, mari kita ketahui pengertian membaca cepat terlebih dahulu.
Membaca cepat adalah jenis membaca yang mengutamakan kecepatan membaca tanpa harus meninggalkan pemahaman terhadap isi dari bacaan. kecepatan membaca bergantung pada bahan dan tujuan membaca dan juga penguasaan pembaca terhadap isi bacaan.
Macam-macam teknik membaca cepat terbagi menjadi dua yaitu :
a. Skimming
Teknik membaca cepat skimming adalah teknik untuk mencari gagasan pokok atau hal-hal penting yang ada di dalam bacaan. Contohnya: membaca ensiklopedi, kamus, index, yellow pages,dll
Skimming bisa dilakukan apabila :
- Ingin mengenali topik bacaan.
- Ingin melakukan penyegaran akan apa yang pernah dibaca.
- Ingin mendapatkan bagian penting dari suatu bacaan tanpa membaca keseluruhan.
- Ingin mengetahui pendapat seseorang secara umum.
b. Scanning
Teknik membaca cepat scanning adalah teknik membaca untuk memahami informasi dari suatu bacaan.
Tujuan Membaca Cepat
Membaca
cepat tentu memiliki tujuan, tujuannya yakni agar dalam waktu yang
relatif singkat kita mampu mendapatkan hasil dan memahami bacaan
sebanyak-banyaknya. Mengapa membaca cepat begitu penting? Hampir seluruh
informasi yang kita dapatkan dari buku-buku, koran, majalah, tabloid, bahkan
media internet seperti media online menyajikan informasi dalam bentuk teks
bacaan. Nah, itulah tujuan dari membaca cepat.
Semua orang memang dituntut untuk menjadi pembaca yang efektif. berapa sih ukuran kecepatan membaca yang dikatakan efektif itu?
Ukuran kecepatan membaca adalah kata per menit (KPM)
a. SISWA SD minimal kecepatan 200 KPM
b. SISWA SMA minimal kecepatan 250 KPM
c. Mahasiswa minimal Kecepatan 325 KPM
kegiatan membaca memang sering kita lakukan, namun yang ditanyakan disini adalah sudahkah Anda memenuhi batas minimal kecepatan membaca seperti yang telah dijelaskan diatas?
Bila belum mencapai kecepatan minimal tersebut, janganlah khawatir, teruslah membaca, Anda perlu berlatih terus. Sebelumnya, Anda perlu mengetahui hal-hal yang menghambat membaca cepat, diantaranya yaitu:
1. Membaca dengan bersuara.
2. Membaca dengan menggerakkan bibir.
3. Membaca dengan menggunakan alat penunjuk.
4. Membaca dengan menggerakkan kepala.
5. Membaca dengan mengulang bacaan atau regresi.
Sudah paham apa saja yang menghambat kegiatan membaca cepat Anda? Berikut ini tips/teknik membaca cepat ala blogger ndeso.
1. Biasakan membaca dalam kelompok-kelompok kata. Hindari membaca kata demi kata.
2. Jangan mengulang-ngulang kalimat yang telah dibaca. Kebiasaan umum yang sering menghambat kecepatan membaca adalah selalu mengulang-ulang apa yang telah dibaca.
3. Jangan selalu berhenti lama di awal baris atau kalimat. Hal ini akan memutuskan hubungan makna antar kalimat atau kata. Kita bisa lupa dengan apa yang baru kita baca.
4. Carilah kata-kata kunci yang menandai adanya gagasan utama sebuah kalimat.
Oke sahabat, cukup sampai disini pembahasan materi tentang membaca cepat. semoga bermanfaat, jangan lupa mampir di artikel kami selanjutnya :: ciri ciri cerpen dan unsur intrinsik cerpen.
Semua orang memang dituntut untuk menjadi pembaca yang efektif. berapa sih ukuran kecepatan membaca yang dikatakan efektif itu?
Ukuran kecepatan membaca adalah kata per menit (KPM)
a. SISWA SD minimal kecepatan 200 KPM
b. SISWA SMA minimal kecepatan 250 KPM
c. Mahasiswa minimal Kecepatan 325 KPM
kegiatan membaca memang sering kita lakukan, namun yang ditanyakan disini adalah sudahkah Anda memenuhi batas minimal kecepatan membaca seperti yang telah dijelaskan diatas?
Bila belum mencapai kecepatan minimal tersebut, janganlah khawatir, teruslah membaca, Anda perlu berlatih terus. Sebelumnya, Anda perlu mengetahui hal-hal yang menghambat membaca cepat, diantaranya yaitu:
1. Membaca dengan bersuara.
2. Membaca dengan menggerakkan bibir.
3. Membaca dengan menggunakan alat penunjuk.
4. Membaca dengan menggerakkan kepala.
5. Membaca dengan mengulang bacaan atau regresi.
Sudah paham apa saja yang menghambat kegiatan membaca cepat Anda? Berikut ini tips/teknik membaca cepat ala blogger ndeso.
1. Biasakan membaca dalam kelompok-kelompok kata. Hindari membaca kata demi kata.
2. Jangan mengulang-ngulang kalimat yang telah dibaca. Kebiasaan umum yang sering menghambat kecepatan membaca adalah selalu mengulang-ulang apa yang telah dibaca.
3. Jangan selalu berhenti lama di awal baris atau kalimat. Hal ini akan memutuskan hubungan makna antar kalimat atau kata. Kita bisa lupa dengan apa yang baru kita baca.
4. Carilah kata-kata kunci yang menandai adanya gagasan utama sebuah kalimat.
Oke sahabat, cukup sampai disini pembahasan materi tentang membaca cepat. semoga bermanfaat, jangan lupa mampir di artikel kami selanjutnya :: ciri ciri cerpen dan unsur intrinsik cerpen.
Faktor Pemengaruh Kecepatan
Membaca
OPINI
| 21 December 2012 | 09:05 Dibaca: 2855 Komentar: 0 0
Membaca bukanlah suatu kegiatan
pembelajaran yang mudah. Banyak faktor
yang dapat mempengaruhi keberhasilan anak dalam membaca. Secara umum
faktor-faktor tersebut dapat diidentifikasi seperti guru, siswa, kondisi
lingkungan, materi pelajaran, serta teknik mempelajari materi pelajaran. Faktor
terakhir yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam membaca adalah
penguasaan teknik-teknik membaca. Ada banyak teknik membaca yang dapat
diterapkan untuk dapat mencapai prestasi membaca yang baik. Salah satunya adalah kecepatan membaca.
Membaca memiliki arti penting bagi
siapapun. Dengan membaca seseorang dapat memperoleh informasi dan bahkan
menambah pengetahuannya. Membaca merupakan salah satu di antara empat
keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) yang penting
untuk dipelajari dan dikuasai oleh setiap pemakai bahasa. Oleh karena itu,
upaya untuk mengajarkan cara membaca kepada anak sangat penting. Kegiatan
membaca pada anak harus dapat memacu kemampuan anak dalam mengekplorasi
kenyataan aktual yang dihadapi setiap anak.
Dalam dunia pendidikan aspek membaca
tidak dapat diabaikan. Membaca dapat menjadi faktor penting dalam memahami
setiap perkembangan yang terjadi dalam kehidupan, di samping menjadi tolok ukur
keberhasilan dalam belajar. Dengan membaca, siswa dapat lebih mudah memahami
setiap materi pelajaran. Siswa yang terampil dan memiliki kebiasaan membaca
yang baik biasanya memiliki pengetahuan yang lebih luas. Sebaliknya, siswa yang
kurang terampil dan jarang membaca akan sempit pengetahuannya.
Faktanya sekarang, tradisi membaca
masyarakat dan siswa masih tergolong rendah. Aktivitas membaca hanya terbatas
pada saat-sat diperlukan, saat menjelang ulangan atau ujian. Membaca dalam
kondisi tersebut terkesan dipaksakan karena takut gagal dalam ulangan atau
ujian. Membaca belum mampu menjadi kebiasaan yang melekat dalam diri setiap
individu. Padahal, membaca menghendaki penggunaan waktu untuk membaca yang
cukup tinggi. Kegemaran terhadap bacaan menjadikan waktu sangat berharga
nilainya.
Membaca juga dapat menjadi upaya untuk
memenuhi tuntutan akan kebutuhan informasi yang terus berkembang dari waktu ke
waktu. Membaca pun dapat menjadi kunci keberhasilan dalam memahami materi
pembelajaran. Oleh karena itu, membaca tidak hanya sekadar aktivitas melek
huruf. Membaca merupakan usaha individu dalam memenuhi kebutuhan informasi dan
perkembangan ilmu. Membaca juga merupakan aktivitas yang melibatkan fisik,
pikiran, dan emosi.
Dalam konteks itulah, kegiatan membaca
pun harus didukung oleh kecepatan membaca. Hal ini untuk mengoptimalkan
pemahaman terhadap bacaan dalam kurun waktu yang tidak lama. Harus disadari
bahwa membaca bukanlah aktivitas yang membuang waktu. Oleh karena itu, kecepatan
dalam mebaca menjadi penting untuk diperhatikan. Dengan kecepatan membaca,
proses tranformasi informasi dan pemahaman dapat berjalan secara optimal untuk
mencapai tujuan membaca itu sendiri.
Kegiatan membaca pada dasarnya harus
didukung oleh aspek kecepatan. Kecepatan menjadi diperlukan untuk efisiensi
waktu dalam memahami suatu teks bacaan. Apabila teks bacaan yang sedikit tentu
pembaca seharusnya tidak memerlukan waktu yang lama untuk membacanya. Namun
sebaliknya, untuk bacaan yang panjang pun sesungguhnya diperlukan kemampuan
pembaca dalam memacu kecepatan membaca dengan tidak menanggalkan pemahaman
bacaan.
Kecepatan membaca pun dapat menjadi
bekal pembaca untuk mengekspresikan pemahaman terhadap bacaan, misalnya untuk
memberikan informasi kepada orang lain ataupun untuk keperluan penulisan.
Kecepatan membaca akan dapat mengajak pembaca untuk memperhatikan aspek-aspek
yang terdapat dalam teks bacaan. Dengan demikian, kecepatan membaca pun akan
dapat menjadi keterampilan tersendiri yang duperlukan. Tentu, kecepatan membaca
diperlukan bukan pada tingkat membaca permulaan tapi pada tingkat membaca
lanjut. Artinya, dengan dukungan kecepatan membaca maka pembaca akan menjadi
lebih mudah dalam mengungkapkan kembali isi bacaan sesuai dengan keperluannya.
Kegiatan membaca mutlak perlu didukung
kecepatan membaca. Setiap pembaca pun patut memperhatikan berbagai faktor yang
mempengaruhi kecepatan membaca agar dapat memperoleh pemahaman terhadap isi
bacaan secara optimal. Kecepatan membaca dalam konteks kehidupan modern dan
global seperti sekarang semakin diperlukan karena tidak banyak orang yang
memiliki waktu dalam kesehariannya. Metode dan teknik membaca yang cepat dengan
pemahaman yang utuh menjadi aspek yang patut ditekankan dalam kegiatan membaca
saat ini, termasuk dalam pembelajaran membaca. Atas dasar itu, masalah yang
dapat diajukan adalah: ”Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan
membaca?”
Membaca
Harus diakui, membaca merupakan
proses. Awalnya, membaca dipahami sebagai bentuk pengenalan simbol-simbol huruf
secara tercetak. Mebaca menyangkut aspek keseluruhan teks, seperti membaca
huruf, kata, kalimat, hingga berlanjut dengan membaca paragraf dan esei pendek
(Suwaryono, 1989 : 249). Membaca pun dapat dinyatakan sebagai kombinasi dari
pengenalan huruf, intelektual, emosi yang dihubungkan dengan pengetahuan
pembaca untuk memahami suatu pesan yang tertulis (Kustaryo, 1988 : 2). Untuk
seorang pemula, membaca berarti mengenal simbol dari sebuah bahasa. Pemahaman
bacaan secara bertahap akan dikuasai setelah tahap pengenalan kata dikuasai.
Di sisi lain, tujuan membaca seseorang akan menentukan
kecepatan bacanya. Berbicara tentang hubungan kecepatan membaca dengan tujuan
yang dikehendaki dari kegiatan membacanya itu, akan terjadilah apa yang
dinamakan fleksibilitas kecepatan baca, yang mengacu pada kelenturan waktu pada
saat membaca sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan membaca.
Jika tujuan membacanya hanya sekadar ingin menikmati karya sastra secara
santai, pembaca dapat memperlambat tempo kecepatan bacanya. Kalau pembaca
menginginkan informasi menyeluruh tentang kejadian hari ini dengan
segera, tentu ia akan meningkatkan kecepatan bacanya. Pembaca akan berusaha
menemukan ide-ide utama atau gagasan-gagasan penting saja dan menghiraukan hal-hal
kecil atau rincian-rincian khusus dalam bacaannya tersebut.
Pada tahap-tahap awal, tingkat
kecepatan baca erat kaitannya dengan faktor kesiapan membaca (reading
readness). I Gusti Ngurah Oka (1983
: 26) mengajukan enam hal yang dipandang penting dalam mempertimbangkan
kesiapan membaca, yang terdiri dari 1) fasilitas bahasa lisan; 2)
latar belakang pengalaman; 3) diskriminasi auditori dan diskriminasi
visual; 4) intelegensi; 5) sikap dan minat;
6) kematangan emosi dan sosial.
6) kematangan emosi dan sosial.
Jika dikelompokkan, aspek yang terkait
dengan fasilitas bahasa lisan, diskriminasi auditori dan visual, dan kematangan
emosi dan sosial merupakan bekal bagi pembaca pemula dalam belajar membaca;
sementara latar belakang pengalaman, intelegensia, dan sikap dan minat dipandang
sebagai faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca pada tingkat lanjut. Salah
satu hasil penelitian menunjukkan bukti bahwa faktor intelegensia tidaklah
terlalu berkontribusi terhadap kemampuan membaca seseorang. Faktor yang cukup
berpengaruh paling besar adalah faktor intensitas membaca, faktor sikap
dan minat, sikap, kebiasaan, minat, dan motivasi membaca termasuk di
dalamnya latar belakang pengalaman membaca.
Faktor-Faktor
yang Memengaruhi Kecepatan Membaca
Kecepatan membaca akan dapat terjadi
apabila pembaca memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhi kecepatan
membaca. Faktor yang berpengaruh dapat mengacu pada kemampuan seseorang yang
bersifat spesifik, yang meliputi pengembangan konsep kosakata, pemahaman makna
kata, pemahaman konsep-konsep linguistik, keterampilan analisis kata, dan
lain-lain. Nurhadi (1987) berpendapat bahwa pemahaman bacaan bergantung pada
gabungan dari pengetahuan bahasa, gaya kognitif, dan pengalaman membaca. Hal ini berarti untuk mencapai pemahaman bacaan, faktor pembaca memegang
peran yang sentral. Jika pembaca memiliki dan menguasai ketiga faktor di atas,
maka proses pemahaman bacaan tidak akan mendapat hambatan yang berarti.
Sedangkan apabila ditinjau dari aspek
pemahaman bacaan, Samosir (1982) menyatakan sekurang-kurangnya terdapat lima
hal pokok yang dapat memengaruhi proses pemahaman bacaan. Kelima faktor
tersebut meliputi: a) latar belakang pengalaman, b) kemampuan
berbahasa, c) kemampuan berfikir, d) tujuan membaca, dan e) berbagai
afeksi seperti motivasi, sikap, minat, keyakinan, dan perasaan.
Di sisi lain, faktor yang memengaruhi
pemahaman bacaan pun dapat terletak pada ketidaktahuan akan bahasa. Meskipun
pengetahuan bahasa itu penting, namun bagaimana menumbuhkan keinginan membaca
jauh lebih penting. Selanjutnya, faktor keterbacaan wacana (readability).
Menurutnya, materi bacaan yang disuguhkan dengan bahasa yang sulit
menyebabkan bacaan itu sulit dipahami dan mengakibatkan frustasi bagi
pembacanya. Keterbacaan menurutnya, tidak hanya bergantung kepada bahasa teks,
melainkan juga bergantung pada pengetahuan pembaca tentang teks serta bagaimana
ketekunan dan ketajaman membacanya.
Faktor tingkat keterbacaan yakni
tingkat mudah-sukarnya bacaan bagi peringkat pembaca tertentu juga mempengaruhi
kecepatan membaca seseorang. Bahan bacaan
yang tidak sesuai dengan peringkat pembacanya dianggap mempunyai tingkat
keterbacaan yang rendah. Bahan bacaan yang demikian tentu saja tidak dapat
dicerna dengan mudah dalam waktu yang relatif cepat. Pembaca membutuhkan waktu
yang relatif lama untuk mencerna bahan bacaan seperti itu. Sebaliknya, bahan
bacaan yang memiliki tingkat keterbacaan yang layak dengan pembacanya, atau
bahkan cenderung di bawah kemampuan pembacanya, akan dilahapnya dalam waktu
yang relatif cepat.
Faktor minat dan motivasi seseorang
dalam membaca ikut berpengaruh terhadap kecepatan bacanya. Minat dan motivasi
yang tinggi, baik terhadap bahannya maupun terhadap kegiatan membacanya, akan
berefek positif terhadap kecepatan baca seseorang. Selain dipengaruhi faktor-faktor di atas, kecepatan membaca pun
dipengaruhi oleh faktor kebiasaan. Kebiasaan-kebiasaan buruk yang biasanya
dilakukan pada saat membaca (membaca dalam hati/pemahaman), antara lain: a)
membaca dengan vokalisasi (suara nyaring), b) membaca dengan gerakan bibir, c)
membaca dengan gerakan kepala, d) membaca dengan menujuk baris bacaan dengan
jari, pena, e) membaca dengan mengulang kata, atau baris bacaan (regresi), f)
membaca dengan subvokalisasi (melafalkan bacaan dalam batin atau pikiran), g)
membaca kata demi kata, h) membaca dengan konsentrasi yang tidak sempurna, i)
membaca hanya jika perlu/ditugasi/dipaksa saja (insidental).
Faktor lain yang mempengaruhi
kecepatan efektif membaca adalah penguasaan teknik-teknik membaca yang tepat
sesuai dengan tujuan, bahan, dan jenis membacanya. Teknik-teknik membaca yang
umum dikenal orang adalah:
a. Teknik baca-pilih atau selecting, yaitu membaca
bahan bacaan atau bagian-bagian bacaan yang dianggapnya relevan atau mengandung
informasi yang dibutuhkan pembaca. Dalam hal ini, sebelum melakukan kegiatan
membaca tersebut, pembaca telah melakukan pemilihan/seleksi bahan terlebih
dahulu.
b. Teknik baca-lompat atau skipping, yaitu membaca dengan
loncatan-loncatan. Maksudnya, bagian-bagian bacaan yang dianggap tidak relevan
dengan keperluannya atau bagian-bagian bacaan yang sudah dikenalnya/dipahaminya
tidak dihiraukan. Bagian bacaan yang demikian dilompati untuk mencapai
efektivitas dan efisiensi membaca.
c. Teknik baca-layap atau skimming atau dikenal dengan istilah membaca
sekilas, yaitu membaca dengan cepat atau menjelajah untuk memperoleh gambaran
umum isi buku atau bacaan lainnya secara menyeluruh. Selain itu, teknik ini
juga dapat dipergunakan sebagai dasar memprediksi (menduga), apakah suatu
bacaan atau bagian-bagian tertentu dari bacaannya itu berisi informasi
tertentu. Seorang pembaca yang menggunakan teknik skimming hanya memetik
ide-ide pokok bacaan atau hal-hal penting atau intisari suatu bacaan. Teknik
ini dipergunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan berikut:
1) Mengenali topik bacaan; misalnya mengenali kesan umum suatu buku
untuk melihat relevansi isi bacaan dengan keperluan pembacanya atau memilih
suatu artikel dari majalah/surat kabar untuk kliping.
2) Mengetahui pendapat orang (opini). Setelah pembaca mengetahui topik
yang dibahas, dia juga ingin mengetahui pendapat penulisnya terhadap masalah
tersebut. Suatu kesimpulan itu biasanya diletakkan pada bagian akhir bacaan.
3) Mengetahui bagian penting tanpa harus membaca seluruh bacaan.
Pembaca hanya melihat seluruh bacaan itu untuk memilih ide-ide yang dianggapnya
penting dan baik, tetapi tidak membacanya secara lengkap.
4) Mengetahui organisasi penulisan, urutan ide pokok, hubungan antar
bagian guna mencari atau memilih bahan yang perlu dipelajari atau prlu diingat.
5) Menyegarkan apa yang pernah dibaca, misalnya dalam mempersiapkan
ujian atau seramah.
d. Teknik baca-tatap atau scanning atau dikenal juga dengan istilah
sepintas, yaitu suatu teknik pembacaan sekilas cepat tetapi teliti dengan
maksud untuk memperoleh informasi khusus/tertentu dari bacaan. Pembaca yang
menggunakan teknik ini akan langsung membaca bagian tertentu dari bacaannya
yang berisi informasi/fakta yang diperlukannya tanpa menghiraukan bagian-bagian
lain yang dianggapnya tidak relevan. Teknik scanning biasa digunakan untuk
hal-hal berikut:
1) mencari nomor
telepon;
2) mencari makna kata
tertentu dalam kamus;
3) mencari keterangan
tentang suatu istilah pada ensiklopedia;
4) mencari entri atau
rujukan sesuatu hal pada indeks;
5) mencari definisi
sebuah konsep menurut para pakar tertentu;
6) mencari data-data
statistik;
7) mencari acara
siaran TV, daftar perjalanan, dokter jaga, dan sebagainya.
Kecepatan membaca dapat menjadi aspek
penting yang mendukung keberhasilan kegiatan membaca, termasuk dalam memahami
isi bacaan. Kecepatan membaca harus dapat menjadi pilihan dalam kegiatan
membaca sebagai bagian untuk meningkatkan efektifitas dalam kegiatan membaca.
Kecepatan membaca berupaya untuk mengefisienkan waktu membaca tanpa meningglkan
aspek pemahaman terhadap bacaan. Dalam kegiatan belajar, kecepatan membaca pun
patut menjadi perhatian bagu guru untuk meningktkan kemampuan kecepatan membaca
siswa yang efektif sebagai bagian untuk memahami materi pelajaran.
Pembaca dapat memilih, menentukan, dan menggunakan teknik alam membaca
yang dapat mendukung kecepatan membacanya untuk memenuhi tuntutan efektifitas
dan efisiensi membaca. Beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan
membaca dapat disimak melalui skema di bawah ini:
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kecepatan Membaca |
Faktor dalam (internal)
|
1. kompetensi bahasa
|
2. minat dan motivasi
|
||
3. sikap dan kebiasaan
|
||
4. intelegensi/kemampuan
|
||
5. unsur dalam bacaan
|
||
Faktor luar (eksternal)
|
1. keterbacaan wacana
|
|
2. organisasi teks/tulisan
|
||
3. sifat lingkungan baca
|
||
4. fasilitas
|
||
5. guru
|
||
6. model belajar mengajar
|
(Syarifudin
Yunus, M.Pd., Pemerhati Bahasa Indonesia)
MEMBACA CEPAT
Membaca
cepat adalah jenis membaca yang mengutamakan kecepatan tanpa meninggalkan pemahaman
terhadap aspek bacaan. Kecepatan membaca bergantung pada bahan dan tujuan
membaca serta penguasaan pembaca terhadp materi bacaan.
Membaca cepat bertujuan agar dalam waktu yang relatif singkat bisa mendapatkan hasil yang sebanyak-banyaknya. Semua orang dituntut menjadi pembaca yang efektif. Hamper seluruh informasi dari buku-buku, majalah, Koran, dan sebagainya disajikan dalam bentuk bacaan. Untuk membaca itu semua diperlukan membaca cepat.
Ukuran kecepatan membaca adalah kata per menit (KPM)
a. SISWA SD minimal kecepatan 200 KPM
b. SISWA SMA minimal kecepatan 250 KPM
c. Mahasiswa minimal Kecepatan 325 KPM
Kegiatan membaca cepat tentunya sudah pernah anda lakukan, apabila kecepatan anda diukur , sudahkah anda membaca dengan membaca 250 KPM ? Jika Anda telah memilika kecepatan membaca 250 KPM, berarti anda telah memenuhi kemampuan minimal untuk siswa SMA. Akan tetapi bila belum mencapai kecepatan minimal tersebut, anda perlu berlatih terus :
a. Biasakan membaca dalam kelompok-kelompok kata. Hindari membaca kata demi kata.
b. Jangan mengulang-ngulang kalimat yang telah dibaca. Kebiasaan umum yang sering menghambat kecepatan membaca adalah selalu mengulang-ulang apa yang telah dibaca.
c. Jangan selalu berhenti lama di awal baris atau kalimat. Hal ini akan memutuskan hubungan makna antar kalimat atau kata. Kita bisa lupa dengan apa yang baru kita baca.
d. Carilah kata-kata kunci yang menandai adanya gagasan utama sebuah kalimat.
Membaca cepat bertujuan agar dalam waktu yang relatif singkat bisa mendapatkan hasil yang sebanyak-banyaknya. Semua orang dituntut menjadi pembaca yang efektif. Hamper seluruh informasi dari buku-buku, majalah, Koran, dan sebagainya disajikan dalam bentuk bacaan. Untuk membaca itu semua diperlukan membaca cepat.
Ukuran kecepatan membaca adalah kata per menit (KPM)
a. SISWA SD minimal kecepatan 200 KPM
b. SISWA SMA minimal kecepatan 250 KPM
c. Mahasiswa minimal Kecepatan 325 KPM
Kegiatan membaca cepat tentunya sudah pernah anda lakukan, apabila kecepatan anda diukur , sudahkah anda membaca dengan membaca 250 KPM ? Jika Anda telah memilika kecepatan membaca 250 KPM, berarti anda telah memenuhi kemampuan minimal untuk siswa SMA. Akan tetapi bila belum mencapai kecepatan minimal tersebut, anda perlu berlatih terus :
a. Biasakan membaca dalam kelompok-kelompok kata. Hindari membaca kata demi kata.
b. Jangan mengulang-ngulang kalimat yang telah dibaca. Kebiasaan umum yang sering menghambat kecepatan membaca adalah selalu mengulang-ulang apa yang telah dibaca.
c. Jangan selalu berhenti lama di awal baris atau kalimat. Hal ini akan memutuskan hubungan makna antar kalimat atau kata. Kita bisa lupa dengan apa yang baru kita baca.
d. Carilah kata-kata kunci yang menandai adanya gagasan utama sebuah kalimat.
MEMBACA CEPAT ( SPEED READING )
Membaca
cepat adalah kemampuan membaca dengan memperhatikan tujuan dari membaca.
Kecepatan membaca harus fleksibel, artinya kecepatan itu tidak harus selalu
sama, ada kalanya diperlambat karena bahan-bahan dan tujuan kita membaca
(Soedarso 2004:18). Kecepatan membaca dapat disesuaikan dengan kebutuhan
membaca apabila kata-kata dalam bacaan tergolong tidak asing, dapat dilalui
dengan cepat. Namun, apabila ada kata-kata yang tergolong asing dapat
diperlambat untuk memahami makna kata tersebut.
Nurhadi
(2005:31) mengungkapkan membaca cepat dan efektif yaitu jenis membaca
yang mengutamakan kecepatan, dengan tidak meninggalkan pemahaman terhadap aspek
bacaannya. Dengan demikian, seseorang dalam membaca tidak hanya
kecepatannya yang menjadi patokan namun juga disertai pemahaman dari
bacaan.
Membaca
cepat merupakan sistem membaca dengan memperhitungkan waktu baca dan tingkat
pemahaman terhadap bahan yang dibacanya (Suyoto 2008). Apabila seseorang dapat
membaca dengan waktu yang sedikit dan pemahaman yang tinggi maka seseorang
tersebut dapat dikatakan pembaca cepat.
Dari
beberapa definisi di atas mengenai membaca cepat, dapat disimpulkan bahwa
membaca cepat adalah proses membaca bacaan untuk memahami isi-isi bacaan dengan
cepat. Membaca cepat memberi kesempatan untuk membaca secara luas,
bagian-bagian yang sudah sangat dikenal atau dipahami tidak dihiraukan.
Perhatian dapat difokuskan pada bagian-bagian yang baru atau bagian-bagian yang
belum dikuasai. Dengan membaca cepat dapat diperoleh pengetahuan yang
luas tentang apa yang dibacanya.
B.
Hambatan Membaca Cepat
Membaca
cepat bagi orang awam atau seseorang yang tidak mendapatkan latihan
khusus membuat mereka merasa lelah dalam membaca karena lamban dalam membaca.
Hal tersebut dapat diperkuat dengan adanya kebiasaan-kebiasaan buruk
dalam membaca. Soedarso (2004:5) hal-hal yang menghambat membaca cepat adalah
(1) vokalisasi; (2) gerakan bibir; (3) gerakan kepala; (4) menunjuk dengan
jari; (5) regresi; dan (6) subvokalisasi.
Lebih lanjut
Nurhadi (2005b:31) menyampaikan mengenai hambatan membaca cepat antara lain (1)
menyuarakan apa yang dibaca; (2) membaca kata demi kata; (3) membantu
melihat/menelusuri baris-baris bacaan dengan alat-alat tertentu (ujung pensil,
ujung jari); (4) menggerak-gerakkan kaki atau anggota tubuh yang lain; (5)
konsentrasi berpikir terpecah dengan hal-hal lain di luar bacaan; (6)
bergumam-gumam atau bersenandung; (7) kebiasaan berhenti lama di awal kalimat,
paragraf, sub-sub bab, bahkan di tengah-tengah kalimat; (8) kebiasaan
mengulang-ulang unit-unit bacaan yang telah dibaca.
Harjasujana
(dalam Pamungkas 2008) faktor yang mempengaruhi membaca menurutnya,
sekurang-kurangnya ada lima hal pokok yang dapat mempengaruhi proses pemahaman
sebuah wacana antara lain (1) latar belakang pengalaman; (2) kemampuan
berbahasa; (3) kemampuan berpikir; (4) tujuan membaca; dan (5) berbagai afeksi
seperti motivasi, sikap, minat, keyakinan, dan perasaan.
Selain
faktor-faktor di atas, kecepatan membaca juga dipengaruhi oleh
faktor kebiasaan buruk dalam membaca antara lain (1) membaca dengan vokalisasi
(suara nyaring); (2) membaca dengan gerakan bibir; (3) membaca dengan gerakan
kepala; (4) membaca dengan menunjuk baris bacaan dengan jari, pena, atau alat
lainnya; (5) membaca dengan mengulang kata, atau baris bacaan (regresi); (6)
membaca dengan subvokalisasi (melafalkan bacaan dalam batin atau pikiran); (7)
membaca kata demi kata; (8) membaca dengan konsentrasi yang tidak sempurna; (9)
membaca hanya jika perlu/ditugasi/dipaksa saja (insidental).
Lebih lanjut
Pearson (dalam Pamungkas 2008) faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan
membaca adalah faktor dalam (internal) dan faktor luar (eksternal). Faktor
dalam (internal) meliputi kompetensi bahasa, minat dan motivasi, sikap dan
kebiasaan, dan kemampuan membaca. Faktor luar (eksternal) dibagi lagi menjadi
dua kategori, yaitu (a) unsur dalam bacaan, dan (b) sifat-sifat lingkungan
baca. Unsur dalam bacaan berkaitan dengan keterbacaan dan faktor organisasi
teks. Sifat lingkungan baca berkenaan dengan fasilitas, guru, model pengajaran,
dan lain-lain.
Berdasarkan
beberapa pendapat di atas, hambatan-hambatan dalam membaca cepat antara
lain (1) vokalisasi; (2) gerakan bibir; (3) gerakan kepala; (4)
menunjuk dengan jari, pena, atau alat lainnya; (5) regresi; (6) subvokalisasi; dan
(7) minat dan motivasi.
C.
Cara Meningkatkan Kecepatan Membaca
Soedarso
(2004:19) menguraikan cara meningkatkan kecepatan membaca antara lain (1)
melihat dengan otak karena otak menyerap apa yang dilihat mata serta persepsi
dan interpretasi otak terhadap tulisan yang dilihat oleh mata dapat
mempengaruhi pemahaman terhadap bacaan; (2) menggerakkan mata terarah
(fixed) pada suatu sasaran (kata) dan melompat ke sasaran berikutnya; (3)
melebarkan jangkauan mata dan lompatan mata yaitu satu fiksasi meliputi dua
atau tiga kata; (4) membaca satu fiksasi untuk satu unit pengertian; dan
(5) meningkatkan konsentrasi karena dengan konsentrasi, pembaca menjadi
cepat mengerti dan memahami bacaan.
Nurhadi
(2005b:30-32) lebih detail menguraikan cara meningkatkan kecepatan membaca
yaitu (1) menerapkan metode dan teknik membaca; (2) memilih aspek tertentu saja
yang dibutuhkan dalam bacaan sesuai dengan tujuan membaca; (3) membiasakan
untuk membaca pada kelompok-kelompok kata; (4) jangan mengulang kalimat yang
telah dibaca; (5) jangan selalu berhenti lama di awal baris atau kalimat; (6)
cari kata-kata kunci yang menjadi tanda awal dari adanya gagasan utama sebuah
kalimat; (7) abaikan kata-kata tugas yang berulang-ulang seperti yang, di,
dari, pada dan sebagainya; (8) jika penulisan dalam bentuk kolom, arahkan gerak
mata ke bawah lurus (vertikal).
Wainwright
(2007:33) beberapa cara untuk meningkatkan kecepatan membaca antara lain (1)
menghilangkan regresi karena regresi dapat memperlambat kecepatan membaca; (2)
mengembangkan ritme, cara ini dilakukan untuk menghindari regresi; (3)
meningkatkan daya jangkauan pandang mata dapat dilakukan dengan melihat
kata-kata sekaligus, mengenali kumpulan kata, dan mengubah cara kerja otak
dalam menerima informasi; (4) latihan tachistoscopic atau sering disebut
flashing, latihan ini menggunakan perangkat antiregresi.
Secara
teoretis, kecepatan membaca dapat ditingkatkan menjadi dua sampai tiga kali
lipat dari kecepatan semula. Dengan mengetahui metode dan teknik mengembangkan
kecepatan membaca, diikuti latihan yang intensif, menghilangkan
kebiasaan-kebiasaan buruk ketika membaca, dan membiasakan diri membaca
dengan cepat maka dalam beberapa minggu kecepatan membaca dapat meningkat.
D.
Mengukur Kecepatan Membaca
Membaca
merupakan suatu keterampilan. Setiap orang mempunyai kemampuan membaca yang
berbeda namun kemampuan membaca itu dapat ditingkatkan. Soedarso (2004:14)
kecepatan membaca dapat diukur dengan rumus sebagai berikut.
Jumlah kata yang dibaca
X 60 = jumlah kata per menit
Jumlah waktu membaca
Sebagai
contoh, apabila seseorang membaca 1.600 kata dalam 3 menit dan 20 detik
atau total 200 detik, maka kecepatan membacanya: 1600 : 200 x 60 = 480 kpm
Untuk
menghitung jumlah kata dalam bacaan yang dibaca, hitung jumlah kata dalam lima
baris dahulu lalu bagi lima. Hasilnya merupakan jumlah rata-rata per baris dari
bacaan itu. Lalu hitung jumlah baris yang dibaca dan kalikan dengan jumlah
rata-rata.
Nurhadi
(2005a:41) menguraikan cara yang lebih akurat untuk menghitung kecepatan
membaca antara lain (1) tandailah di mana memulai membaca; (2) bacalah teks
tersebut dengan kecepatan yang memadai; (3) tandailah lokasi akhir membaca; (4)
catat waktu mulai membaca (jam ..., menit ..., detik ...); (5) catat waktu
berakhirnya membaca (jam ..., menit ..., detik ...); (6) hitung berapa waktu
yang diperlukan (dalam detik); (7) hitung jumlah kata dalam teks yang dibaca;
(8) kalikan jumlah kata dengan bilangan 60 (1 menit = 60 detik); (9) bagi hasil
perkalian tersebut dengan jumlah kata per menit. Proses tersebut bila
digambarkan sebagai berikut.
I. Saat
akhir membaca = jam ..., menit ...,
detik ....
Saat mulai membaca = jam ..., menit ...,
detik ...
Waktu yang diperlukan = .... detik
II. Jumlah
kata x 60 detik = jumlah total kata.
III. Jumlah
total kata : waktu yang diperlukan = jumlah kata per menit.
Pada
umumnya, seseorang membaca jauh lebih lambat dari kemampuannya. Kecepatan
membaca yang memadai diperlukan agar dapat membaca dengan lebih efektif.
Berikut ini daftar kecepatan membaca yang memadai untuk semua jenjang
pendidikan (Nurhadi 2005b:29).
SD/SMP
: 200 kata/menit
SMA
: 250 kata/menit
Mahasiswa
: 325 kata/menit
Mahasiswa
program Pasca Sarjana : 400 kata/menit
Orang
Dewasa : 200 kata/menit.
E.
Hakikat Ide Pokok Paragraf
Dalam bahasa
Indonesia, ada istilah pikiran utama, pokok pikiran, ide pokok, kalimat pokok,
yang semuanya mempunyai arti yang sama serta mengacu pada pengertian kalimat
topik. Gagasan pokok yang menjadi bahasan sebuah paragraf disebut pokok bahasan
atau topik (Sakri 1992:3). Dalam sebuah paragraf pastilah terdapat
kalimat pokok atau kalimat utama, kalimat tersebut merupakan kunci dari
pokok bahasan.
Zainuddin
(1992:46) paragraf adalah satuan bahasa yang mengandung ide untuk mengungkapkan
buah pikiran yang dapat berupa satu atau beberapa kalimat. Buah pikiran
tersebut dapat diuraikan ke dalam beberapa kalimat. Namun, pada umumnya dalam
suatu paragraf terdapat satu ide pokok atau gagasan pokok yang dijabarkan
sehingga terdapat pikiran utama dan pikiran penjelas. Pikiran utama biasanya
terdapat pada awal paragraf, tengah paragraf, awal dan akhir paragraf atau pun
terdapat pada seluruh paragraf.
Hal senada
juga disampaikan oleh Mustakim (1994:112) paragraf sebagai suatu bentuk
pengungkapan gagasan yang terjalin dalam rangkaian beberapa kalimat. Dalam
praktiknya, paragraf terkadang hanya terdiri dari beberapa kalimat atau pun
hanya satu kalimat. Namun, jumlah kalimat tersebut bukanlah menjadi ukuran
dalam penyebutan paragraf. Hal tersebut karena yang terpenting dalam
sebuah paragraf adalah kesatuan gagasan yang diungkapkannya.
Paragraf
adalah bagian bacaan yang mengandung satu satuan gagasan, yang biasanya disebut
dengan ide pokok paragraf (Nurhadi 2005b:69). Lebih lanjut menurut Nurhadi,
beberapa tempat kalimat utama atau ide pokok antara lain (1) ide pokok di awal
paragraf (kalimat pertama); (2) ide pokok di akhir kalimat (kalimat penutup);
(3) kalimat topik terdapat pada kalimat pertama dan terakhir; (4) ide pokok
menyebar di seluruh paragraf.
Haryanta
(2008) mengungkapkan, inti atau ide pokok paragraf merupakan gagasan yang
secara struktural maknawi membawakan gagasan yang lain. Oleh karena itu, inti
atau ide pokok merupakan suatu konsep yang secara ordinatif mencakup konsep
gagasan lain mengubordinasi gagasan kalimat.
Berdasarkan
beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa ide pokok paragraf adalah
gagasan utama atau pokok pikiran yang diungkapkan ke dalam satu atau beberapa
kalimat. Ide pokok dapat ditemukan pada awal paragraf, akhir paragraf, awal dan
akhir paragraf, dan menyebar di seluruh paragraf.
F.
Cara Menemukan Ide Pokok
Sebuah
bacaan umumnya memiliki gagasan pokok dan gagasan penjelas. Gagasan pokok suatu
paragraf merupakan ide pokok yang terkandung dalam paragraf. Sebuah
paragraf tidak akan sempurna jika hanya memiliki ide pokok saja tanpa adanya
gagasan penjelas. Nurhadi (2005b:72) menjelaskan untuk mengetahui apakah
kalimat dalam suatu paragraf mengandung ide pokok atau penjelas, dapat
diketahui dengan melihat kata-kata kunci yang mengawali kalimat tersebut.
Berikut ini deretan kata-kata kunci itu.
Tabel Kata Kunci Ide Pokok dan Gagasan Penjelas
Mengandung Ide Pokok
|
Sebagai penjelas(penunjang
gagasan)
|
1.
Sebagai kesimpulan ...
2.
Yang penting adalah ...
3.
Ingat hal ini ...
4.
Yang saya maksudkan adalah ..
5.
Inilah yang penting ...
6.
Jangan lupa ...
7.
Kalimat-kalimat pernyataan ide ...
|
1.
Dengan kata lain ..
2.
Atau bisa dikatakan ...
3.
Pendapat itu ditunjang oleh ...
4.
Sebagai contoh adalah ...
5.
Sebagai ilustrasi ...
6.
Sebagai perbandingan ...
7.
Menjelaskan hal itu ...
8.
Lebih lanjut ...
9.
Pengulangan-pengulangan kata sebelumnya
|
Setelah
mengetahui kata-kata kunci ide pokok paragraf, selanjutnya adalah cara
menemukan ide pokok dalam paragraf. Untuk menemukan ide pokok, seseorang harus
melakukan latihan. Latihan tersebut meliputi (1) latihan menemukan letak ide
pokok dalam paragraf; (2) latihan menyatakan ide pokok sebuah paragraf; (3)
latihan menangkap maksud paragraf; (4) latihan menemukan ide pokok dengan
kecepatan membaca yang tinggi.
Hayon
(2007:59) memaparkan bagaimana cara untuk mengetahui ide pokok paragraf secara
cepat dan tepat yaitu pembaca terlebih dahulu harus memiliki pengetahuan dasar
mengenai penyusunan sebuah paragraf. Pengetahuan tersebut diantaranya (1)
mengetahui letak-letak kalimat utama, kalimat utama biasanya terletak
pada awal paragraf (pada kalimat pertama atau kedua), bagian-bagian akhir (pada
kalimat terakhir atau kedua dari terakhir), dan gabungan (pada bagian awal dan
akhir); (2) mengetahui ide pokok, biasanya berbentuk kata atau frase,
kadangkala ide pokok terlihat jelas atau tersurat, tetapi ada juga yang
tersirat; (3) mengetahui cara menentukan ide pokok, ide pokok dapat dilihat
dari kata pada kalimat utama yang diulang kembali, diganti dengan kata ganti
persona atau kata yang sama arti, dan diikuti kata ganti penunjuk pada
kalimat-kalimat penjelas; (4) mengetahui ide-ide penjelas yang terdapat pada
kalimat-kalimat penjelas. Dengan mengetahui ide pokok suatu paragraf, pembaca
dapat mengikuti cara berpikir dari seorang penulis.
Penulis
dalam mengungkapkan idenya, biasanya dalam bentuk satu atau dua kalimat.
Kalimat-kalimat tersebut merupakan pokok pikiran penulis untuk menyampaikan
sesuatu. Dalam menyampaikan sesuatu, penulis menyertakan topik paragraf karena
topik itu menjadi subjek pembicaraan. Namun, sering kali ide pokok tidak dapat
diketahui dengan mudah, karena tidak selamanya ide pokok selalu tersurat dalam
sebuah kalimat. Untuk memudahkan dalam menemukan ide pokok, dapat dilakukan
dengan cara (1) menemukan topik terlebih dahulu; (2) tanyakan pada diri Anda
dengan sejumlah pertanyaan, Apa ide pokok paragraf ini?apa sebenarnya yang
ingin penulis katakan dengan topik seperti ini? Kalimat mana yang menyatakan
ide pokok itu? (Nuriadi 2008:149). Dalam hal ini, pembaca dituntut berpikir
kritis dalam memahami isi suatu bacaan.
Dari
beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa cara untuk menemukan ide
pokok dapat dilakukan dengan cara (1) terlebih dahulu mengetahui topik
dalam bacaan; (2) dapat menggunakan kata kunci sesuai dengan tabel di atas,
yaitu kata kunci untuk mengetahui mana yang termasuk ide pokok atau hanya
sebagai kalimat penjelas saja; dan (3) mengetahui letak-letak ide pokok
dalam suatu paragraf. Dengan cara-cara tersebut, memudahkan seseorang untuk
menemukan ide pokok paragraf.
Diposkan
oleh Dewie Ukhwatul Khasanah di
14.00
MEMBACA
CEPAT
A.Pengertian
Membaca Cepat
1. Menurut Drs.
Nurhadi (1987)
Membaca cepat yaitu membaca yang mengutamakan kecepatan dengan tidak
mengabaikan pemahamannya. Biasanya kecepatan itu dikaitkan dengan tujuan
membaca dan bahan bacaan.
2. Menurut
Harjasujana
Membaca cepat yaitu kegiatan merespon lambang-lambang cetak dengan menggunakan
pengertian yang tepat pembacaan yang mahir akan memberikan respon kepada apa
yang diugkapkan oleh penulis dengan sebaik-baiknya sehingga dapat memahami apa
yang dibacanya dengan sebaik-baiknya
B. Manfaat
Membaca cepat
Menurut Harjasujana
1. Dengan membaca cepat orang dapat
meninjau kembali secara materi yang pernah dibacannya.
2. Membaca cepat memberikan kesempatan
untuk membaca secara lebih luas,bagian-bagian yang sudah sangat dikenal tidak
usah dihiraukan, perhatikan bias difokuskan pada bagian-bagian yang baru atau
bagian-bagian yang belum dipahami.
C. Metode
Membaca cepat
Menurut Drs. Nurhadi (1987) ada beberapa yang dikembangkan dalam membaca
cepat, yaitu:
1. Metoda kosakata
Metode kosakata adalah metoda mengembangkan kecepatan melalui pengembangan kosakata. Artinya metoda ini mengarahkan perhatian pada aspek perbendaharaan kata seorang pembaca. Dasar pikiran metoda ini yaitu semakin banyak atau semakin besar perbendaharaan kata seseorang semakin tinggi kecepatan membacanya.
Metode kosakata adalah metoda mengembangkan kecepatan melalui pengembangan kosakata. Artinya metoda ini mengarahkan perhatian pada aspek perbendaharaan kata seorang pembaca. Dasar pikiran metoda ini yaitu semakin banyak atau semakin besar perbendaharaan kata seseorang semakin tinggi kecepatan membacanya.
2. Metoda Motivasi
Cara kerja metoda ini adalah dengan memotivasi para pembaca pemula dengan berbagai macam rangsangan bacaan yang baik sehingga tumbuh minat bacanya. Pikiran yang mendasari metoda ini yaitu semakin seseorang pada jenis buku tertentu maka semakin tinggi kecepatan dan pemahaman seseorang.
Cara kerja metoda ini adalah dengan memotivasi para pembaca pemula dengan berbagai macam rangsangan bacaan yang baik sehingga tumbuh minat bacanya. Pikiran yang mendasari metoda ini yaitu semakin seseorang pada jenis buku tertentu maka semakin tinggi kecepatan dan pemahaman seseorang.
3. Metoda Bantu Alat
Cara kerja metoda ini adalah ketika seseorang membaca, gerak matanya dipercepat dengan bantuan alat berupa ujung pensil, ujung jari atau penunjuk khusus dari kayu. Metoda ini memperoleh hasil yang memuaskan. Tetapi akhirnya mempunyai efek negative yaitu ketergantungan pada alat bantu yang digunakan.
Cara kerja metoda ini adalah ketika seseorang membaca, gerak matanya dipercepat dengan bantuan alat berupa ujung pensil, ujung jari atau penunjuk khusus dari kayu. Metoda ini memperoleh hasil yang memuaskan. Tetapi akhirnya mempunyai efek negative yaitu ketergantungan pada alat bantu yang digunakan.
4. Metoda gerak Mata
Metoda gerak mata adalah metoda yang paling banyak dipakai dan dikembangkan orang sekarang, baik untuk pengajaran membaca permulaan, maupun bagi siapa saja yang mau meningkatkan kecepatan membaca.
Metoda gerak mata adalah metoda yang paling banyak dipakai dan dikembangkan orang sekarang, baik untuk pengajaran membaca permulaan, maupun bagi siapa saja yang mau meningkatkan kecepatan membaca.
D. Teknik
Membaca Cepat
Menurut Drs.
Nurhadi (1987)
1.Membaca
Skiming
Teknik membaca skiming artinya menyapu halaman buku dengan cepat untuk
menemukan sesuatu yang dicari. Dengan demikian orang yang sedang membaca dengan
teknik skiming tidak melihat kata demi kata, Kalimat demi kalimat atau
paragraf, tetapi menyapu halaman secara menyeluruh.
Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam teknik membaca skiming adalah sebagai
berikut:
a.
Pertanyaan
dulu “ Apa yang akan kita perlukan dari buku ini?.”
b. Dengan bantuan daftar isi atau kata
pengantar, carilah kemungkinan bahwa informasi yang anda butuhkan itu ada dalam
buku tersebut.
c.
Telusuri
setiap garis yang baca dengan kecepatan tinggi.
Jenis-jenis Membaca
Ø Membaca adalah proses yang kompleks
yang melibatkan langkah-langkah dan kegiatan tertentu yang berbeda. Membaca
terdapat didalam otak. Otak terdiri dari dua bagian yaitu otak kanan dan otak
kiri. Keduanya memiliki fungsi yang berbeda. Otak kiri berfungsi untuk mengolah
angka. Contohnya mempelajari matematika, fisika, kimia. Otak kanan berfungsi
untuk perbandingan visual, ruang, musik, irama. Contohnya mempelajari sejarah,
seni, bahasa Indonesia, geografi.
Ø Membaca cepat yaitu membaca dengan
cepat dan teknik untuk memusatkan perhatian terhadap sesuatu yang dibutuhkan.
Membaca cepat mempunyai tujuan untuk mengambil sesuatu secara cepat dan dapat
dipelajari dari dokumen seperti majalah dan diktat teks secara efektif.
Untuk menguasai keterampilan membaca
cepat dengan cara menggunakan kemampuan kecepatan berbeda dalam bahan yang juga
berbeda.
Kecepatan membaca akan membantu kita
menyesuaikan diri dengan syarat pemahaman yang berbeda terdiri dari (1) Mampu
memilih dan memahami sesuatu yang dibutuhkan (2) Mengingat informasi (3)
Menghubungkan informasi baru dengan pengetahuan yang ada.
Ø Pengertian membaca dibagi menjadi
tiga kelompok yaitu (1) Kelompok pertama, membaca adalah pengalaman secara
umum. Menurut Frank Jennings (1965), Membaca dimulai dengan peristiwa yang
sering datang. (2) Kelompok dua, membaca adalah lambang grafis. Menurut Rudolf
Flesch (1995), Membaca yaitu kegiatan untuk memperoleh makna dari golongan
huruf. Menurut Charles Fries (1962), Membaca yaitu pengembangan kemampuan yang
bermacam-macam terhadap bangun grafis yang khas. (3) Kelompok tiga, Membaca
adalah gangguan definisi. Menurut Ernest Horn (1937), Membaca yaitu kegiatan
meliputi proses penyempurnaan dan pelestarian makna melalui penggunaan kertas
tulis. Menurut David Russel (1960), Membaca adalah kegiatan yang rumit dan
komplek. Ciri- cirinya dianalisis melalui empat tahapan yaitu sensasi,
persepsi, pemahaman dan pemanfaatan.
Fungsi membaca menurut Mortimer
J.Adler (1940), Membaca adalah alat utama yang dimiliki seseorang untuk
kehidupan yang baik. Keterampilan berbahasa terdiri dari empat aspek yaitu
menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Ø Menurut Pearson (1984), Literasi
yaitu proses membaca dan menulis. Sekarang definisi Literasi meliputi (1)
Membaca kata-kata tercetak (2) Berbicara dengan jelas, singkat dan menyakinkan
(3) Menulis dengan mudah dan menyenangkan (4) Menyampaikan ide-ide essensial
(5) Memahami pesan lisan (6) Menemukan tujuan dan sesuatu yang kita inginkan.
Ø Pengertian Membaca
Menurut kamus besar bahasa Indonesia
(1996 : 72), Membaca adalah melihat dan memahami isi yang tertulis serta
melafalkan apa yang tertulis.
Menurut Anderson (Tarigan,1990 : 8),
Membaca adalah proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat
terkandung dalam kata-kata tertulis.
Menurut Finochiaro dan Bonomo
(Tarigan, 1990 : 8), Membaca adalah memetik dan memahami makna yang tersurat
yang terkandung dalam bahasa tulis.
Menurut D. P. Tampubolon (1987 :
5-6), Membaca merupakan cara untuk membina daya nalar.
Jadi kesimpulannya bahwa pengertian
membaca yaitu (1) Membaca adalah proses untuk memerlukan daya nalar untuk
memperoleh pesan tersurat dan tersirat.
(2) Membaca adalah kegiatan yang menuntut kecepatan,
kosentrasi dan pemahaman membaca untuk mendapatkan informasi.
Menurut H. G Tarigan (1990 : 9-10),
tujuan membaca yaitu mencari dan memperoleh informasi, mencakup isi dan
memahami makna membaca.
Ø Tujuan membaca secara inci yaitu (1)
Untuk memperoleh fakta (2) Untuk memperoleh ide pokok (3) Untuk mengetahui
organisasi cerita (4) Untuk menyimpulkan dan mengklasifikasikan (5) Untuk
mengelompokkan dan mengevaluasi (6) Untuk membandingkan dan mempertentangkan.
Ø Menurut Brughton (Tarigan, 1990
:11-12), dua aspek membaca yaitu
1. Keterampilan
yang bersifat mekanis berada pada urutan lebih rendah tentang : (a) Pengenalan
bentuk huruf (b) Pengenalan unsur intrinsik (c) Pengenalan hubungan tentang
ejaan dan bunyi (d) Kecepatan membaca lambat.
2. Keterampilan
bersifat pemahaman berada urutan yang lebih tinggi tentang : (a) Memahami
pengertian yang sederhana (b) Memahami makna (c) Evaluasi atau penilaian (d)
Kecepatan membaca yang fleksibel sesuai keadaan untuk mendapatkan sesuatu yang
jelas.
Ø Menurut Nurhadi (1987 : 128-129),
aspek keterampilan membaca tentang : (1) Keterampilan mengenai kata (2)
Keterampilan mengenai tanda baca (3) Keterampilan memahami makna tersurat
meliputi makna kata, frase, kalimat, paragraf, sub bab, makna bab (4) Keterampilan
membaca kritis mengenai : (a) kemampuan menemukan ide pokok dalam bacaan
tersirat dan tema cerita (b) membuat kesimpulan bacaan (c) menganalisis fakta
penunjang (d) mengorganisasi fakta (e) membedakan fakta (f) membedakan fakta
dan opini (g) menemukan realitas dan fantasi, unsur propaganda, latar belakang
(h) meramalkan dampak (i) menilai kebenaran bacaan, kesesuaian judul,
pengembangan karangan (5) Keterampilan membaca kreatif meliputi : (a) kemampuan
membuat ringkasan, kerangka karangan, esai balikan (b) menyusun resensi (c)
menerapkan isi bacaan dalam sehari-hari.
Ø Jenis-jenis membaca
Menurut Tarigan (1990 :12), kegiatan
yang sesuai yaitu membaca nyaring dan membaca suara sedangkan untuk pemahaman
yaitu membaca dalam hati.
Ø Membaca dalam hati dibagi menjadi
dua yaitu
1. Membaca ekstensif.
Membaca ekstensif yaitu membaca
untuk memahami isi dengan cepat.
2. Membaca intensif.
Membaca intensif yaitu mempelajari
dengan seksama, menelaah dengan teknik dan terperinci dilakukan dikelas terhadap
tugas yang perkiraan dua sampai empat halaman setiap hari. (Tarigan, 1990 : 35)
Ø Membaca ekstensif dibagi menjadi
tiga yaitu :
- Membaca survei.
Membaca survei yaitu sebelum
membaca, kita harus meneliti bacaan dengan sekilas.
- Membaca sekilas.
Membaca sekilas yaitu kegiatan
membaca agar pembaca melihat dengan cepat dan memperhatikan bacaan untuk
nencari dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan. (Tarigan, 1990 : 32)
- membaca dangkal.
Membaca dangkal yaitu membaca untuk
kesenangan dan dilakukan di waktu senggang. (Tarigan,1990 : 34)
Ø Membaca intensif dibagi menjadi dua
yaitu
1. Membaca
telaah isi.
Membaca telaah isi yaitu membaca
yang menuntut ketelitian, pemahaman, kritis berfikir dan menangkap ide dalam
bacaan.
Ø Membaca telaah isi dibagi menjadi
empat bagian yaitu :
- Membaca teliti.
Membaca teliti yaitu membaca yang
menuntut penuturan atau pembalikan pendidikan yang menyeluruh.
- Membaca pemahaman.
Membaca pemahaman yaitu membaca yang
tujuannya untuk memahami standar atau norma kesastraan, resensi kritis, drama
tulis, pola-pola fiksi. (Tarigan, 1990 : 56)
- Membaca kritis.
Membaca kritis yaitu membaca yang
dilakukan dengan tenggang hati, evaluatif, analisis bukan mencari kesalahan.
(Tarigan, 1990 : 89)
- Membaca ide.
Membaca ide yaitu membaca untuk
mencari, menemukan, dan memahami ide atau gagasan dalam bacaan. (Tarigan 1990 :
116)
2. Membaca telaah bahasa.
Membaca telaah bahasa yaitu membaca
dengan memperbanyak pendaharaan kata dan mempelajari serta mengembangkan
menjadi kaimat. (Tarigan,1990 : 120)
Ø Membaca telaah bahasa dibagi menjadi
dua bagian yaitu :
- Membaca telaah asing.
Membaca telaah asing yaitu membaca
dengan memperbanyak pendaharaan kata dan dipelajari untuk memahami kata-kata
asing dalam bacaan.
- Membaca sastra.
Membaca sastra yaitu membaca yang
membutuhkan kamampuan pembaca untuk memahami bahasa dan sastra serta untuk memiliki
rasa intuisi dalam karya sastra.
Ø Membaca dan perkembangan insan
Perkembangan adalah perubahan
progresif dalam isi atau kualitas individual menekan aspek psikis.
Perubahan fungsional kualitatif
yaitu perubahan fungsi mutu kemampuan membaca. Sedangkan perubahan progresif
secara kuantitatif yaitu perubahan jumlah kata dalam membaca.
Ø Prinsip-prinsip perkembangan anak.
Secara psikologis ada dua fase
siklus pertumbuhan yaitu fase percepatan dan fase pengurangan artinya
pertumbuhan yang tumbuh secara cepat dan ada yang lambat.
Ada tiga faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan yaitu : (1) Pembawaan (2) Kematangan (3) Lingkungan.
Menurut Dr. Maria Mountessori,
kematangan adalah perkembangan yang terjadi secara normal pada individu yang
melakukan sesuatu berdasarkan kematangannya.
Menurut Olsen mengemukakan tentang
kemampuan bahasa bahwa usia yang meliputi gigi, berat, tinggi berpengaruh pada
kemampuan membaca anak.
Menurut Stroud bahwa pengajaran
membaca dipengaruhi mental anak sedangkan pertumbuhan fisik tidak banyak
berpengaruh.
Kesimpulannya yaitu pengajaran
membaca diberikan pada anak yang usianya tujuh tahun dengan pertumbuhan fisik
yang telah menyeluruh.
Perlunya membaca cepat dan efektif
yaitu : Membaca adalah proses kompleks (melibatkan faktor internal yaitu
intelegensi, minat, sikap, bakat, mudah-sulit) dan faktor eksternal (melibatkan
lingkungan, latar belakang, sosial ekonomi, kebiasaan dan
tradisi).
Menurut Edwar L. Thorndike bahwa
proses membaca tidak berubah dengan proses ketika orang berpikir dan bernalar.
Ø Tujuan membaca cepat dan efektif
yaitu (1) Mengenali hakikat proses membaca (2) Tuntutan sehari-hari (3) Untuk
mencari hasil mengenai membaca.
Menurut Wiliam Francis Bacon bahwa
membaca membuat manusia penuh, berdiskusi membuat manusia siap dan menulis membuat
manusia cermat.
Ø Masalah yang dihadapi pembaca yaitu
(1) Tingkat kecepatan membaca yang rendah (2) pemahaman yang diperoleh kurang
(3) Minat baca yang belum tumbuh (4) Kurang mengetahui cara membaca yang cepat
dan efektif (5) Gangguan fisik yang tidak sadar menghambat kecepatan membaca.
Ø Pandangan yang salah tentang membaca
yaitu : (1) Membaca adalah kegiatan reseptif (2) Membaca adalah proses
mengingat (3) Kurang perhatian terhadap membaca lanjut (4) Kita membaca hanya
memerlukan sesuatu.
Ø Kecepatan membaca cepat diukur
dengan cara : (1) Tandailah dimana kita mulai membaca (2) Kita harus tahu
kemampuan kecepatan membaca kita (3) Tandailah akhir anda membaca (4) Sebelum
dan sesudah membaca kita harus mencatat waktu (5) Waktu yang kita perlukan harus
dihitung (6) Jumlah kata dalam teks yang dibaca harus dihitung (7) Jumlah kata
dikali dengan bilangan enam puluh detik (8) Membagi hasil perkalian dengan
jumlah waktu, hasilnya jumlah kata permenit.
Kemampuan membaca adalah kemampuan
hasil latihan yang didukung oleh faktor-faktor bawaan tertentu.
Ø Metode mengembangkan kecepatan
membaca yaitu :
1. Metode kosakata.
Metode kosakata yaitu metode
mengembangkan kecepatan membaca pengembangan kosakata yang mengarahkan pada
aspek perbendaharaan kata pembaca tersebut.
2. Metode motivasi (minat).
3. Metode bantuan alat.
Metode bantuan alat yaitu digunakan
untuk pembaca pemula kelas satu sampai kelas tiga.
- Metode gerak mata.
Metode gerak mata yaitu metode yang
banyak dipakai dan dikembangkan seseorang baik untuk pengajaran membaca
permulaan dan yang ingin meningkatkan kemampuan membaca.
Ø Aspek gerak bola mata menyangkut
kecepatan dan tempo membaca yaitu : (1) Jarak pandang bola mata pada baris
bacaan (2) Penghentian bola mata ketika menatap baris dan bacaan (3) Pergantian
garis (4) Kecepatan gerak bola mata (5) Pengulangan terhadap menatap simbol
bacaan.
Ø Aspek penghambat kecepatan bola mata
yaitu : (1) Pengeluaran (regresi) yaitu pengulangan gerak mata pada kata-kata
yang kurang dipahami (2) Keterpakuan (berhenti sejenak) (3) Berhenti lama pada
awal baris atau kalimat (4) Salah meletakkan pandangan mata (5) Fiksasi
dan durasi, fiksasi yaitu banyaknya pengalihan pandangan bola mata, sedangkan
durasi adalah waktu yang dibutuhkan untuk berhenti setiap bola mata beralih.
Ø Meningkatkan jangkauan jarak panang
mata yaitu : (1) Membaca kata demi kata (2) Membaca frase demi frase (3)
Membaca frase kompleks dan klausa sederhana.
Proses pengendalian diri yaitu usaha
untuk mencoba menerawang diri kita untuk memperoleh gambaran tentang diri kita
yang sebenarnya.
Pola gerak mata membaca cepat yaitu
pola vertikal, pola diagonal, pola zigzag, pola spiral yang tujuannya untuk
mencari kata-kata kunci.
Struktur dasar paragraf terdiri dari
lima bagian yaitu : (1) Gagasan utama terdapat diawal paragraf (2) Gagasan
utama terdapat diakhir paragraf (3) Gagasan utama terdapat ditengah paragraf
(4) Gagasan utama terdapat diawal dan akhir paragraf (5) Gagasan utama
pembaca harus mencari sendiri dengan cara menduga-duga.
A. Membaca Terarah
Yang dimaksud dengan membaca terarah adalah membaca buku
secara sepintas dengan cara mengetahui hal-hal pokok yang dianggap dapat
mewakili keseluruhan kandungan buku itu. Kegunaan membaca terarah adalah untuk
memperoleh gambaran tentang sebuah buku dalam waktu singkat sehingga dapat
diketahui apakah buku itu yang dicari atau bukan. Di samping itu, kita dapat
mengetahui bagaimana buku itu disusun dan dikelompokkan serta latar belakang
penyusunannya. Lebih dari itu, dengan teknik ini akan dapat ditingkatkan
kemungkinan ditemukan apa yang dicari dengan cepat dan akurat. “Knowing what
you are looking for will always increase the probabilities of finding it
quickly and accurately” (Cohn Mares, 1976: 3). (Mengetahui apa yang Anda
cari akan selalu meningkatkan kemungkinan-kemungkinan menemukannya secara cepat
dan akurat).
Dengan membaca terarah, dalam waktu singkat (sekitar 15 menit) dapat diketahui apakah buku itu yang akan dipelajari dan untuk keperluan apa membacanya. Yang perlu diperhatikan dalam membaca terarah ini adalah; judul dan nama pengarang, tahun penerbitan, kata pengantar, daftar isi, pendahuluan, dan kesimpulan. Caranya sebagai berikut :
Dengan membaca terarah, dalam waktu singkat (sekitar 15 menit) dapat diketahui apakah buku itu yang akan dipelajari dan untuk keperluan apa membacanya. Yang perlu diperhatikan dalam membaca terarah ini adalah; judul dan nama pengarang, tahun penerbitan, kata pengantar, daftar isi, pendahuluan, dan kesimpulan. Caranya sebagai berikut :
- Membaca judul buku dan nama pengarangnya. Melalui judul, pengarang tentu sudah mempunyai maksud tertentu yang menggambarkan tentang isinya. Diusahakan kita tahu betul judul buku itu. Hindari kesalahan membaca atau kekeliruan mengingatnya. Dengan membaca judul, kita dapat memperoleh gambaran tentang isi buku itu, minimal mengetahui tentang apa buku itu disusun, misalnya tentang hukum, ekonomi, agama, politik, budaya dan sebagainya.
- Melihat tahun penerbitan buku itu. Dengan ini, dapat diketahui apakah buku itu masih aktual atau sudah lama. Dalam hal apakah sebuah buku sudah lama atau baru terbit dan buku mana yang lebih tepat untuk digunakan tergantung dari jenis buku itu. Jika buku itu berisi informasi sejarah masa lalu, maka yang diutamakan adalah buku yang lebih tua. Tetapi, bila buku itu berisi tentang ilmu yang sedang berkembang seperti ilmu ekonomi, politik, dan sebagainya, maka yang diutamakan adalah buku yang lebih baru.
- Membaca kata pengantar, prawacana, atau pertanggungjawaban. Di sini biasanya tercantum maksud penulis mengarang buku itu. Dengan mengetahui maksud penulis menyusun bukunya, kita dapat memahami sekilas tentang untuk apa atau untuk siapa buku itu ditulis, tentang kemungkinan terjadi kekurangan dalam penulisan, atau buku itu banyak mendapat input dari seorang ahli sesuai dengan kandungannya.
- Melihat daftar isi. ini sangat penting, sebab di situ dapat diketahui bagaimana buku disusun. Kita baca bab-bab dan sub-sub bab yang ada. Dengan demikian susunan buku itu menjadi jelas. Dengan membaca daftar isi, kita dapat mengetahui keseluruhan isi buku meskipun secara garis besarnya saja.
- Membolak-balik beberapa halaman buku itu. Dibaca terutama baris-baris pertama pada tiap bab. Di sini dapat diterka apa masalah yang dikemukakan oleh penulis, bagaimana masalah itu ditulis; apakah secara teratur atau sangat umum, teoritis atau praktis. Dengan demikian, walaupun kita belum mengerti apa yang tertulis, tetapi mengetahui apa masalahnya. Dengan membaca beberapa kalimat, kita mendapatkan kesan dalam suasana bagaimana buku itu ditulis. Ada baiknya juga bila dilihat daftar-daftar dan gambar-gambar jika memang ada. Ringkasnya, dengan melakukan demikian, dapat diperoleh gambaran apakah kita menyenangi buku itu atau tidak, meneruskan membaca lebih dalam atau tidak.
- Melihat bab terakhir. Di sini kerap kali terdapat kesimpulan sebuah buku. Dengan membaca kesimpulan, kita dapat mengetahui kandungan buku itu secara umum dan rnemperoleh kesan tentang apa yang dicapai penulis dengan bukunya. Sebagai kesimpulan, bab terakhir biasanya menjelaskan tentang permasalahan-permasalahan yang dibahas dalam bab-bab sebelumnya. Dengan membaca bab ini berarti kita telah membaca beberapa bab yang ada dalam buku tersebut.
Teknik membaca terarah ini
dapat digunakan untuk mencari bahan-bahan baik sebagai buku pegangan maupun
rujukan, seperti untuk menulis tugas kelas, paper, ataupun skripsi. Berhubung
teknik membaca terarah ini dimaksudkan untuk mencari informasi tertentu dalam
sebuah buku, maka dapat digunakan pada saat-saat awal ketika akan mencari buku
pegangan atau buku rujukan.
B. Membaca Sepintas
Membaca sepintas dikenal dengan istilah skimming yaitu
membaca untuk mencari gagasan pokok (main idea) dalam sebuah karya tulis.
Menurut Cohn Mares (1976 :6), skimming adalah the technique of picking out only
me nain ideas and ignoring all the subsidiary elements :teknik untuk
mendapatkan ide pokok dengan tidak memperdulikan unsur-unsur yang tidak pokok.
Ide pokok dapat diketahui pada tiap bab yang menggambarkan pokok pikiran yang
tertuang dalam bab itu. Dengan mengetahui ide pokok, kita dapat mengetahui
point-point penting sebuah buku. Dan bila ini dibiasakan, dalam tempo yang
relatif singkat, kita dapat mengetahui gagasan-gagasan sebuah buku serta
memahaminya.
Terdapat perbedaan antara membaca terarah dan membaca sepintas. Pada membaca sepintas, yang diutamakan adalah mengerti pikiran pokok tiap bab dalam buku itu. Kita perlu berbuat lebih banyak dari pada membaca terarah. Pada membaca terarah kita hanya ingin tahu apa yang dipersoalkan dalam buku itu. Tetapi, pada membaca sepintas, persoalannya terletak pada apakah kita mengerti gagasan pokok apa yang sebenarnya dalam buku itu. Karena itu, teknik membaca sepintas dimaksudkan mengetahui ide pokok pikiran tiap bab dalam sebuah buku.
Untuk menemukan inti (ide pokok) dari tiap alinea melalui cara membaca sepintas ini, dapat dilakukan hal- hal berikut :
Memeriksa alinea pertama pada tiap bab atau paragraf. Di sini biasanya terdapat pendahuluan dan bab atau topik dari suatu paragraf. Karenanya, alinea pertama itu harus dibaca secara keseluruhan. Melalui alinea pertama, biasanya penulis menjelaskan pokok pikiran seluruh isi bab. Dengan membaca alinea pertama, kita dapat mengetahui keseluruhan isi bab itu.
Membaca alinea terakhir dari suatu bab, karena di sini terangkum kesimpulan (conclusion, restatement). Alinea terakhir berisi ide-ide yang terdapat dalam alinea-alinea sebelumnya.
Membaca alinea yang berada di tengah kalimat-kalimat pertama dan terakhir. Alinea yang terdapat di tengah kalimat umumnya tidak berisi ide pokok tetapi ide pendukung (supporting idea) dan contoh-contoh (examples). Meskipun demikian, kita dapat membacanya untuk mengetahui isi buku tersebut.
Memperhatikan kata-kata yang bertanda khusus, seperti digaris bawahi, dicetak miring, dan sebagainya. Kata yang bertanda khusus menunjukkan bahwa kata itu penting, kecuali yang dicetak miring karena berasal dan istilah asing. Kata asing yang dicetak miring tidak mesti menunjukkannya penting.
Teknik membaca sepintas ini dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan membaca sebagai berikut :
Terdapat perbedaan antara membaca terarah dan membaca sepintas. Pada membaca sepintas, yang diutamakan adalah mengerti pikiran pokok tiap bab dalam buku itu. Kita perlu berbuat lebih banyak dari pada membaca terarah. Pada membaca terarah kita hanya ingin tahu apa yang dipersoalkan dalam buku itu. Tetapi, pada membaca sepintas, persoalannya terletak pada apakah kita mengerti gagasan pokok apa yang sebenarnya dalam buku itu. Karena itu, teknik membaca sepintas dimaksudkan mengetahui ide pokok pikiran tiap bab dalam sebuah buku.
Untuk menemukan inti (ide pokok) dari tiap alinea melalui cara membaca sepintas ini, dapat dilakukan hal- hal berikut :
Memeriksa alinea pertama pada tiap bab atau paragraf. Di sini biasanya terdapat pendahuluan dan bab atau topik dari suatu paragraf. Karenanya, alinea pertama itu harus dibaca secara keseluruhan. Melalui alinea pertama, biasanya penulis menjelaskan pokok pikiran seluruh isi bab. Dengan membaca alinea pertama, kita dapat mengetahui keseluruhan isi bab itu.
Membaca alinea terakhir dari suatu bab, karena di sini terangkum kesimpulan (conclusion, restatement). Alinea terakhir berisi ide-ide yang terdapat dalam alinea-alinea sebelumnya.
Membaca alinea yang berada di tengah kalimat-kalimat pertama dan terakhir. Alinea yang terdapat di tengah kalimat umumnya tidak berisi ide pokok tetapi ide pendukung (supporting idea) dan contoh-contoh (examples). Meskipun demikian, kita dapat membacanya untuk mengetahui isi buku tersebut.
Memperhatikan kata-kata yang bertanda khusus, seperti digaris bawahi, dicetak miring, dan sebagainya. Kata yang bertanda khusus menunjukkan bahwa kata itu penting, kecuali yang dicetak miring karena berasal dan istilah asing. Kata asing yang dicetak miring tidak mesti menunjukkannya penting.
Teknik membaca sepintas ini dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan membaca sebagai berikut :
- Persiapan ketika akan mempelajari sebuah buku. Kita telah mengetahui garis besarnya, sebelum secara intensif melakukan kerja.
- Bila kita membaca ulang buku yang pernah dipelajari, hal ini merupakan suatu pengulangan yang cepat yang mengungkap kembali hal-hal yang hampir terlupakan.
- Bila membaca suatu bacaan yang pernah diketahui, kita secara cepat membaca sepintas untuk mengetahui apakah penulis mengungkapkan hal-hal baru.
- Bila mencari buku referensi, atau untuk membuat skripsi, setelah membaca sepintas kita dapat mengetahui apakah buku tertentu dapat dipakai atau tidak.
C. Membaca Mencari
Mencari kata-kata, nama-nama, atau angka-angka tertentu,
atau ingin menjawab pertanyaan dan mencarinya dalam sebuah buku merupakan
kegiatan membaca mencari yang dikenal dengan istilah scanning. Menurut Cohn
Mares (1976 : 6), scanning adalah the technique of finding rapidly the answer
to the particular question (teknik untuk menemukan jawaban secara cepat dan
suatu pertanyaan tertentu). Jadi, membaca mencari atau scanning adalah membaca
untuk mencari informasi khusus/tertentu (specific information) dalam sebuah
bacaan. Misalnya, mencari kata-kata dalam kamus, mencari nomer telepon
seseorang dalam buku telepon, mencari masalah tertentu dalam sebuah buku.
Membaca dengan teknik ini dikenal pula dengan membaca cepat. Dengan teknik ini kita diajarkan untuk membaca indeks, daftar isi, judul dan sub judul dan membaca isinya secara cepat dengan hanya menggunakan mata dan jangan menggunakan bibir, dan membaca pertanyaan-pertanyaannya. Dalam waktu yang singkat, kita diharapkan telah mengetahui secara umum apa yang dibahas dalam buku tersebut. Apa yang diajarkan teknik itu adalah agar kita segera mengetahui isi keseluruhan buku secara umum sehingga bila memerlukan untuk membacanya di lain waktu, kita telah mengetahui di buku mana dan bagian mana kita bisa membacanya kembali. Jadi jangan salah menilai bahwa setelah membaca cepat selesailah tugas kita membaca buku yang dimaksud.
Scanning ini dilakukan dengan mencari point- point tertentu yang diinginkan. Ketika melakukan membaca mencari ini, pikiran kita terpusat pada keterangan yang ingin dicari. Cara yang dapat ditempuh sebagai berikut:
Membaca dengan teknik ini dikenal pula dengan membaca cepat. Dengan teknik ini kita diajarkan untuk membaca indeks, daftar isi, judul dan sub judul dan membaca isinya secara cepat dengan hanya menggunakan mata dan jangan menggunakan bibir, dan membaca pertanyaan-pertanyaannya. Dalam waktu yang singkat, kita diharapkan telah mengetahui secara umum apa yang dibahas dalam buku tersebut. Apa yang diajarkan teknik itu adalah agar kita segera mengetahui isi keseluruhan buku secara umum sehingga bila memerlukan untuk membacanya di lain waktu, kita telah mengetahui di buku mana dan bagian mana kita bisa membacanya kembali. Jadi jangan salah menilai bahwa setelah membaca cepat selesailah tugas kita membaca buku yang dimaksud.
Scanning ini dilakukan dengan mencari point- point tertentu yang diinginkan. Ketika melakukan membaca mencari ini, pikiran kita terpusat pada keterangan yang ingin dicari. Cara yang dapat ditempuh sebagai berikut:
- Menentukan apa yang akan dicari. Apakah sebuah kata atau kalimat atau sebagian informasi. Menentukan topik apa yang akan dicari dapat menuntun pada objek informasi yang akan ditelusuri.
- Meneliti daftar isi buku dan mencari dalam bab mana jawaban ingin ditemukan. Setelah ditemukan, melihat point-point penting pada bab itu apakah sudah cukup mewakili informasi yang dicari atau tidak, apakah kandungan semua bab relevan dengan yang dicari atau sebagiannya saja.
- Melihat halaman-halaman tertentu di mana dapat ditemukan kata; nama, angka, atau jalan pikiran yang dicari. Jika ditemukan, diberi tanda agar nantinya mudah untuk mencari ulang. Dengan melihat halaman-halaman itu, dimungkinkan kita mendapatkan informasi yang tidak secara eksplisit disebutkan dalam daftar isi buku yang bersangkutan.
- Apabila yang kita cari ditemukan, hendaklah dibaca juga teks sekelilingnya. Mungkin dapat ditemukan keterangan tambahan yang dibutuhkan. Dengan membaca teks sekeliling, kita dapat memperluas jangkauan pencaharian informasi sehingga memungkinkan ditemukannya data yang lebih banyak.
Membaca dengan teknik scanning
ini tidaklah sulit sebab hampir semua buku ditulis dengan susunan tertentu.
Dalam sebuah buku, kita bisa melihat daftar isi dan bab-bab tertentu. Mencari
kata dalam kamus atau nomer dalam buku telepon cukup dengan melihat huruf awal
kata atau nama yang dicari sebab semuanya tersusun dalam urutan abjad
(alphabetical order). Dengan demikian, scanning merupakan cara efektif untuk
mencari informasi-informasi tertentu yang diinginkan dalam waktu yang relatif
singkat.
D. Membaca Belajar
Bila ingin mengetahui dan mengingat hal-hal yang penting dan
detail dan sebuah informasi, maka kita harus membaca belajar. Sebagaimana
dijelaskan di atas, terkadang kita lupa mengingat kembali apa yang telah
dibaca. Mungkin teknik membaca ini dapat membantu sehingga kesulitan itu dapat
diatasi. Sebab, tujuan membaca belajar adalah untuk mengingat kembali
(mereproduksi) suatu teks. Namun, ini tidak berarti bahwa kita harus menghafal teks
itu di luar kepala. Yang penting adalah kita mempunyai pandangan mengenai
susunan buku itu kemudian meresapi hal-hal yang terkandung di dalamnya. Dengan
meresapi, berarti kita benar-benar mengetahui masalahnya. Untuk itu, kita perlu
membaca kalimat demi kalimat.
Teknik membaca belajar ini lebih serius daripada tiga teknik membaca sebelumnya. Seseorang tidak hanya dituntut membaca, mencari, dan menelusuri kata, kalimat, atau paragraf tertentu, tetapi lebih dari itu diharuskan memahami apa yang dibaca. Untuk itu, membaca belajar tidak hanya dilakukan sekali. Jika ia tidak memahami suatu bab, maka bab itu dibaca ulang sampai memahaminya sebelum pindah pada bab-bab berikutnya.
Ini terutama jika antara bab pertama sampai bab terakhir disusun secara berkait dan beruntun sehingga tidak mungkin ia memahami suatu bab jika tidak memahami bab sebelumnya.
Di samping membaca, dalam kegiatan membaca belajar ini, ada beberapa hal yang perlu dilakukan (ini, tentunya, jika buku itu milik sendiri), yaitu:
Teknik membaca belajar ini lebih serius daripada tiga teknik membaca sebelumnya. Seseorang tidak hanya dituntut membaca, mencari, dan menelusuri kata, kalimat, atau paragraf tertentu, tetapi lebih dari itu diharuskan memahami apa yang dibaca. Untuk itu, membaca belajar tidak hanya dilakukan sekali. Jika ia tidak memahami suatu bab, maka bab itu dibaca ulang sampai memahaminya sebelum pindah pada bab-bab berikutnya.
Ini terutama jika antara bab pertama sampai bab terakhir disusun secara berkait dan beruntun sehingga tidak mungkin ia memahami suatu bab jika tidak memahami bab sebelumnya.
Di samping membaca, dalam kegiatan membaca belajar ini, ada beberapa hal yang perlu dilakukan (ini, tentunya, jika buku itu milik sendiri), yaitu:
- Menggarisbawahi kata-kata atau kalimat-kalimat yang dianggap penting;
- Mencatat gagasan atau pikiran inti pada pinggir suatu alinea;
- Memberi nomor pada sisi halaman atau pada alinea yang mengandung beberapa sub pokok pikiran;
- Membuat bagan tentang susunan buku itu; dan
- Membuat ringkasan.
Lima hal di
atas tidak pasti dilakukan semua, terserah mana yang akan dipilih. Untuk lebih
jelasnya, dapat diikuti cara-cara berikut ini:
- Ketika memulai membaca, usahakan agar kita mendapat gambaran umum tentang isi yang dikandung sebuah buku dengan cara sebagaimana dijelaskan pada cara membaca terarah.
- Setelah itu, mulai membaca bagian demi bagian yaitu paragraph demi paragraph atau bab demi bab. Bagian-bagian ini dibaca secara keseluruhan dan tidak diputus-putus. Misalnya, membaca satu bab dalam satu waktu. Sebab dengan demikian, kesatuan gagasan di dalamnya dapat dipahami secara utuh. Kalau buku yang dibaca milik sendiri, dapat dilakukan upaya menggarisbawahi kata-kata atau kalimat-kalimat yang dianggap penting. Hal ini dapat mempermudah ketika membaca ulang berikutnya. Jika dalam sebuah alinea terdapat beberapa sub pokok pikiran, maka memberi nomor pada alinea itu dapat memperjelas bagian-bagiannya.
- Setelah membaca satu bab, hendaklah dibaca itu lagi dengan cepat yaitu dengan melihat kata-kata atau kalimat-kalimat yang digarisbawahi atau catatan-catatan yang ditulis pada pinggir alinea. Jika masih belum paham juga, dibaca dengan membuat catatan pada kertas sebagai ringkasan dari bab yang sulit itu.
- Kalau ini selesai, hendaklah dibaca bab berikutnya. ini dilakukan seperti bab sebelumnya. Dengan cara ini, hubungan antara bab yang satu dengan lainnya menjadi jelas. ini dapat membantu dalam memahami keseluruhan kandungan buku tersebut.
- Buat catatan ringkasan pada kertas tersendiri. Ringkasan ini sangat berarti dan sangat praktis karena di samping jumlah halamannya lebih sedikit dan buku aslinya, catatan dapat pula disatukan dengan catatan dan buku lain (tentunya dengan halaman terpisah).
Teknik membaca belajar ini dapat digunakan untuk mengikuti
ujian baik ujian tengah semester (UTS) ujian akhir semester (UAS), ujian
komprehensif, maupun ujian lain. Dapat pula digunakan untuk memperdalam materi
perkuliahan yang diperoleh dalam kelas, dan untuk menambah ilmu pengetahuan.
1.
Apa itu Membaca Efektif?
Membaca adalah sebuah keterampilan yang harus dimiliki
oleh seorang mahasiswa atau siapa saja yang mempunyai tugas mengumpulkan
informasi dari bahan bacaan. Untuk dapat meningkatkan keterampilan ini, salah
satu yang perlu diupayakan bersama adalah kecepatan membaca. Dalam membaca
perlu diperhatikan semboyan da;am bahasa latin; Non multa sed multum, yang maknanya adalah hal terpenting dari
membaca bukanlah jumlah buku yang telah dibaca, akan tetapi berapa banyak hasil
yang diperoleh dari bacaan tadi.
Tujuan
membaca adalah untuk memperoleh banyak pemahaman dari bacaan. Tidak ada gunanya
dapat membaca dengan cepat akan tetapi tidak dapat memahami isi bacaan dengan
memadai. Sebaliknya, apabila kita dapat membaca dengan pemahaman penuh, namun
kecepatan bacaan kita sangat lambat, dapat dikatakan bahwa kita membaca dengan tidak efisien.
Oleh
sebab itu, diperlukan keseimbangan yang baik antara kecepatan membaca dan
pemahaman bacaan. Yang jelas, orang dengan kemampuan membaca cepat tidak
berarti kemampuan memahaminya berkurang. Dengan latihan yang tekun dan terus
menerus, kita akan mampu membaca cepat sekaligus memahami banyak. Apabila kita
tidak lagi menanggapi kata demi kata dalam membaca, melainkan menanggapi
kesatuan-kesatuan gagasan yang berarti, kecepatan membaca dan pemahaman bacaan
kita akan meningkat. Dengan demikian, membaca efektif adalah bagaimana caranya
kita agar bisa membaca dengan cepat dan memahami bacaan dengan baik.
2.
Mengapa Membaca Efektif itu Penting?
Kegunaan membaca cepat di antaranya memperkecil
pekerjaan fisik dan menyelaraskan pemahaman, meningkatkan motifasi,
meningkatkan keaktifan, memperbesar kesempatan, dan meningkatkan kepuasan.
Membaca
cepat diperlukan karena otak berpikir lebih cepat daripada kecepatan membaca,
dan tidak diperlukan jika ingin mendengarkan kata-kata dalam benak kita, karena
mata menerima informasi lebih cepat daripada telinga. Tujuan yang berbeda
membutuhkan kecepatan membaca yang berbeda, dan membaca bukan untuk melihat
setiap kata, tapi memahami makna materi.
Praktikkan
dan latihlah diri Anda dalam membaca gar Anda dapat membaca dengan efektif dan
efisien tanpa meninggalkan pemahaman yang seharusnya dimiliki dari setiap
bacaan.
3.
Bagaimana cara Membaca Efektif?
Untuk melihat bagaimana Anda membaca dan seberapa
cepat bacaan Anda, dapat dilihat dalam membaca kalimat dibawah ini.
Mampu
membaca cepat frase demi frase dan bukan kata demi kata diperoleh dengan tekun.
Bagaimana anda membaca kalimat di
atas? Apakah anda membaca dengan cara seperti di bawah ini?
Mampu/
membaca / cepat / frase / demi / frase / dan / bukan / kata / demi / kata /
diperoleh / dengan / tekun./
Kalau anda membaca dengan cara
seperti di atas, berarti anda termasuk pembaca
lambat. Jika anda membaca dengan cara seperti di bawah ini; maka anda
termasuk pembaca rata-rata atau sedang.
Mampu
membaca / dengan cepat / frase demi frase / dan bukan / kata demi kata /
diperoleh / dengan tekun./
Sedangkan pembaca yang membaca
seperti di bawah ini dianggap sebagai pembaca cepat.
Mampu
membaca cepat / frase demi frase dan bukan kata demi kata / diperoleh dengan
tekun./
Secara
teori, ada teknik-teknik membaca cepat yang banyak bisa dipelajari dan di
praktikkan, yaitu scanning dan skimming. Secara umum, scanning diartikan sebagai membaca cepat
untuk menjawab pertanyaan yang ada dalam pikiran, tanpa harus membaca kata per
kata dan mengabaikan kata-kata yang dianggap tidak relevan dengan pertanyaan.
Cara seperti ini dilakukan orang seperti ketika membaca kamus untuk mencari
kata tertentu, atau membaca buku telpon yang hanya membaca sekilas dengan
cepat.
Skimming mempunyai pengertian membaca
dengan cepat untuk mendapatkan pengertian umum dari sebuah teks seperti
mengetahui pengertian utama dalam suatu paragraph. Cara membaca skimming: membaca secepat mungkin, tidak
bertele-tele, dan, selalu konsisten dengan apa yang mau dicari.
qqqq
kereeeeeeeeeeeeeen!!!
BalasHapus__-____-ARTIKEL TERKAIT__
1. Website [dot] com GRATIS
2. Penyakit Paling Berbahaya dan Obatnya
3. Mobil Tercanggih Bisa Terbang Harga 310 triliun
4. Cara Agar Dapat Pajak Motor & Mobil Gratis
__-____-DISARANKAN__
1. Cheap Domain Registration and Hosting
2. Mesothelioma Law Firm
3. How To Donate Cars For Charity California
4. Cash For Structured Settlement Payments
terimakasih sudah berbagi ilmu yang bermanfaat lewat artikel ini... pasti sangat membantu teman-teman yang lagi mencari referensi untuk mengerjakan tugas..
BalasHapusselain teknik Scanning, Membaca cepat juga bisa dilakukan dengan teknik skimming....
saya juga punya ulasan mengenai teknik membaca cepat...
kalau ada waktu jangan lupa berkunjung di Tugas dan materi Kuliah dan baca juga artikel "Membaca Scanning & Skimming ", siapa tahu bisa bermanfaat...